search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bali 2025: Sektor Pariwisata, Pertanian, dan Digitalisasi Jadi Kunci Pertumbuhan
Rabu, 26 Februari 2025, 19:12 WITA Follow
image

Bali 2025: Sektor Pariwisata, Pertanian, dan Digitalisasi Jadi Kunci Pertumbuhan

IKUTI BERITAKLUNGKUNG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAKLUNGKUNG.COM, BALI.

Perekonomian Bali diproyeksikan tetap kuat di tengah ketidakpastian global. Dalam forum BALINOMICS pada 25 Februari 2025, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan, menyampaikan bahwa ekonomi Bali pada 2025 diperkirakan tumbuh di kisaran 5-5,8% (yoy), lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan nasional sebesar 4,7-5,5% (yoy).

Pemulihan sektor pertanian, optimisme investasi, serta ekspor komoditas unggulan menjadi faktor utama yang menopang pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata.

Beberapa faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Bali antara lain:

  1. Pemulihan Sektor Pertanian – Pemerintah mendorong revitalisasi sektor pertanian sebagai pilar utama perekonomian selain pariwisata.

  2. Investasi Berkelanjutan – Program unggulan pemerintah yang menarik investor, terutama di bidang pariwisata berkualitas dan industri kreatif.

  3. Ekspor Komoditas Unggulan – Produk kerajinan dan industri pengolahan semakin kompetitif di pasar internasional.

  4. Kebijakan Moneter yang Mendukung – Stimulus ekonomi dari Bank Indonesia membantu menjaga stabilitas ekonomi regional.

  5. Strategi Pariwisata Berkualitas – Fokus pada wisatawan berkualitas yang meningkatkan nilai ekonomi lebih tinggi.

Meskipun pertumbuhan ekonomi Bali menunjukkan tren positif, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi:

  • Ketimpangan Ekonomi Wilayah Saat ini, 65% perekonomian Bali terkonsentrasi di Bali Selatan (Sarbagita: Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan), sementara daerah lain masih tertinggal. Pemerataan investasi diperlukan agar pertumbuhan ekonomi lebih inklusif.

  • Ketergantungan pada Sektor Pariwisata Sektor pariwisata menyumbang 38% terhadap PDB Bali, menjadikannya rentan terhadap guncangan eksternal. Diversifikasi ekonomi melalui agrowisata, agroindustri, dan industri kreatif menjadi langkah strategis.

  • Kesenjangan Literasi Digital Meskipun akseptansi digital di Bali cukup tinggi, masih ada kesenjangan dalam pemahaman dan mitigasi risiko transaksi digital di kalangan pelaku usaha dan masyarakat.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bank Indonesia merumuskan tiga strategi utama:

  1. Mendorong Sektor Padat Karya

    • Peningkatan kualitas pariwisata dan ekowisata.

    • Perlindungan lahan pertanian dan penguatan pertanian organik.

    • Pengembangan industri kecil-menengah berbasis ekonomi kreatif.

  2. Memperluas Akses Pembiayaan

    • Mendorong perbankan dan pelaku usaha mengoptimalkan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).

    • Penguatan peran Jamkrida dalam penyaluran kredit ke UMKM.

    • Meningkatkan investasi non-pemerintah untuk sektor produktif.

  3. Mempercepat Digitalisasi

    • Edukasi literasi digital untuk seluruh lapisan masyarakat.

    • Penguatan ekosistem digital di sektor transportasi dan layanan publik.

    • Optimalisasi transaksi non-tunai.

Ketiga strategi ini selaras dengan program Asta Cita Nasional yang bertujuan memperkuat ekosistem pangan dan digitalisasi ekonomi.

Bank Indonesia terus menginisiasi berbagai upaya, termasuk fasilitasi kerja sama hulu-hilir, replikasi model bisnis komoditas utama, dan pengembangan UMKM.

Dengan sinergi seluruh pemangku kepentingan, ekonomi Bali diproyeksikan terus bertumbuh secara berkelanjutan, inklusif, dan tangguh menghadapi tantangan global di masa depan.

Editor: Aka Kresia

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritaklungkung.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Klungkung.
Ikuti kami