search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Banjar Gelagah Gelar Upacara Penguburan Ular Piton, Apa Makna di Baliknya?
Selasa, 4 Februari 2025, 18:35 WITA Follow
image

Warga Banjar Gelagah Gelar Upacara Penguburan Ular Piton, Apa Makna di Baliknya?

IKUTI BERITAKLUNGKUNG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAKLUNGKUNG.COM, NUSA PENIDA.

Pada Minggu (2/2/2025), warga Banjar Adat Gelagah, Desa Kutampi, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, menggelar upacara penguburan seekor ular piton sepanjang 4 meter yang menjadi viral di media sosial. 

Kejadian ini menarik perhatian karena upacara penguburan tersebut dilakukan dengan cara yang tak biasa, menunjukkan nilai sakral yang diyakini oleh masyarakat setempat.

Dalam video yang beredar, tampak warga mengenakan pakaian adat Bali, memandikan bangkai ular piton tersebut dengan penuh hormat. 

Setelah dimandikan, ular itu diberikan banten dan dikuburkan seperti prosesi penguburan manusia, lengkap dengan upacara yang dihadiri oleh seluruh warga Banjar Adat Gelagah.

Menurut informasi, ritual penguburan dilakukan di lokasi penemuan pertama kali bangkai ular piton tersebut, yaitu di kawasan pelaba pura dekat Balai Banjar Gelagah, yang merupakan tempat keramat bagi warga setempat.

Kejadian bermula pada Kamis (30/1/2025), saat warga menemukan ular piton tersebut di sekitar pohon besar yang berada di pelaba pura. 

Warga sempat berusaha mengusir ular itu dengan kayu, namun ular tersebut tidak bergerak, bahkan setelah dipukul beberapa kali.

Jro Mangku Darma, tokoh masyarakat setempat, mencoba untuk mengusir ular tersebut, namun ular justru menjilat tangannya. 

Akhirnya, ular itu dipukul hingga mati.

Setelah ular piton tersebut mati, warga sempat berniat untuk membuang bangkainya jauh dari lokasi penemuan. 

Namun, beberapa warga yang mencoba menarik bangkai ular itu mendadak merasakan gejala panas-dingin, yang menimbulkan rasa takut dan kecurigaan akan sesuatu yang mistis.

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Jro Mangku Darma mengalami mimpi yang menimpanya, di mana sosok besar yang mengaku sebagai pemilik ular meminta agar bangkai ular tersebut dikuburkan dengan layak. 

Mimpi serupa juga dialami oleh warga lain yang pertama kali menemukan ular tersebut.

Merasa bahwa ini adalah sebuah pertanda, warga akhirnya menggali kembali bangkai ular tersebut dan menguburkannya dengan upacara lengkap, termasuk banten dan uang sebagai simbol penghormatan.

Ritual penguburan ular piton ini berlangsung khidmat, dengan partisipasi penuh dari seluruh warga Banjar Adat Gelagah, yang terdiri dari 137 kepala keluarga. 

Selama upacara, beberapa warga mengalami kerauhan, sebuah fenomena spiritual yang semakin memperkuat keyakinan warga bahwa ular tersebut memiliki kekuatan sakral.

Jro Mangku Darma juga mengusulkan untuk mengadakan upacara penguburan yang lebih lengkap guna mencegah musibah atau peristiwa buruk yang mungkin terjadi di Banjar Gelagah, sebuah tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.

Kepercayaan akan keberadaan makhluk halus dan kekuatan sakral di Bali sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan spiritualitas masyarakat. 

Upacara penguburan ular piton ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga bentuk penghormatan kepada alam dan entitas yang ada di dalamnya.

Melalui upacara ini, warga Banjar Adat Gelagah tidak hanya memperlihatkan rasa hormat terhadap ular tersebut, tetapi juga menjaga keseimbangan dan kedamaian di lingkungan sekitar.

Editor: Aka Kresia

Reporter: I Gede Suartawan



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritaklungkung.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Klungkung.
Ikuti kami