search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
13 Lumba-lumba Terdampar di Klungkung, Ini Diduga Penyebabnya
Jumat, 28 Mei 2021, 16:30 WITA Follow
image

bbn/kumparan

IKUTI BERITAKLUNGKUNG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAKLUNGKUNG.COM, NUSA PENIDA.

Terdamparnya 13 lumba-lumba di Pantai Batu Tumpeng, Kabupaten Klungkung, Bali, diduga karena fenomena air pasang surut yang terjadi di wilayah perairan Bali.

"Bisa jadi, karena air pasang terdampar," kata Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III, Dwi Hartanto saat dihubungi Jumat (28/5) dikutip dari Kumparan.com.

Ia menerangkan, terjadi fenomena pasang surut  dan tinggi gelombang di perairan Bali sejak Rabu (26/5) kemarin hingga hari ini, karena dipicu gerhana total pada Rabu (26/5) lalu, dan terjadi banjir rob hingga ke daratan yang terjadi di beberapa wilayah seperti di Kuta, Sanur dan Klungkung.

"Fenomena pasang surut, karena pengaruh dari gerhana. Kedua dari gravitasi bumi dan matahari. Kalau mataharinya jaraknya lebih pendek jadi berpengaruh. Itu, karena pengaruh daya tarik matahari dan bumi dan juga kemarin karena gerhana. Jadi pasang airnya," imbuhnya.

Untuk gelombang tinggi, di perairan selat bagian selatan Bali diperkirakan antara tiga hingga empat meter. Sementara, fenomena pasang surut pihaknya belum bisa memprediksi kapan puncaknya.

"Selama, masih periode gerhana masih pasang. (Untuk ombak) iya lebih tinggi dari normalnya. Kalau pada saat pasang  sampai ke daratan," jelasnya.

Menurutnya, terjadinya fenomena pasang surut di setiap daerah di Bali berbeda-beda dan hal ini adalah fenomena alami dan terjadi setiap tahunnya ketika usai gerhana total.

"Bumi, kan selalu berputar pada saat pasang tentu nanti surut. Jadi satu hari kadang dua kali pasang dua kali surut, tapi kadang tiga kali pasang satu kali surut. Jadi beda-beda setiap lokasinya," ujarnya.

Ia menerangkan, untuk tinggi gelombang tiga sampai empat meter di selat Bali bagian selatan terus ada juga di perairan antara NTB dan Bali.

"Lebih baik masyarakat mengindari ke pantai karena ombak lebih tinggi dari normalnya. Terutama, yang gelombangnya tinggi di Sanur, Seminyak, Kuta dan wilayah penyebrangan," ujar Dwi. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/klk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritaklungkung.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Klungkung.
Ikuti kami