Golden Visa dan Masa Depan Investasi Pariwisata di Bali
GOOGLE NEWS
BERITAKLUNGKUNG.COM, BALI.
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, yang lebih dikenal dengan sebutan Cok Ace, menyuarakan berbagai isu penting yang menjadi sorotan di Bali, terutama terkait dengan Golden Visa dan dampaknya terhadap investasi pariwisata di Pulau Bali.
Golden Visa, yang ditawarkan oleh banyak negara sebagai program imigrasi bagi investor asing, menjadi salah satu topik utama dalam pembahasan pariwisata Bali.
Program ini memberikan kesempatan bagi warga negara asing untuk memperoleh izin tinggal jangka panjang atau bahkan kewarganegaraan, dengan syarat melakukan investasi besar, terutama dalam sektor real estat dan pariwisata.
Cok Ace mengungkapkan, bahwa meskipun Bali memiliki potensi besar untuk menarik investor asing melalui program ini, ia juga menekankan bahwa investasi haruslah sejalan dengan kebutuhan dan kapasitas daerah.
Salah satu masalah yang muncul adalah soal besaran investasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan Golden Visa, yang dinilai tidak sesuai dengan kondisi lokal.
Dalam hal ini, Cok Ace mengusulkan agar investasi yang masuk ke Bali tidak hanya terfokus pada proyek-proyek besar dan mewah seperti hotel bintang lima atau resor internasional.
Baca juga:
Peluncuran Ruang Bersama Indonesia di Bali, Wujud Dukungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Ia berpendapat bahwa Bali perlu menumbuhkan jenis investasi yang lebih berkelanjutan dan sesuai dengan karakteristik lokal, yaitu yang berbasis pada budaya Bali, untuk memastikan bahwa dampak positif bagi masyarakat juga dapat dirasakan.
Masalah lain yang disorot oleh Cok Ace adalah alih fungsi lahan dan dampaknya terhadap daya dukung lingkungan Bali.
Proyek-proyek yang dilakukan oleh investor asing, terutama yang terkait dengan pembangunan hotel dan resor, seringkali memanfaatkan lahan yang seharusnya digunakan untuk pertanian atau ruang terbuka hijau.
Alih fungsi lahan ini tidak hanya menurunkan kualitas lingkungan, tetapi juga mempengaruhi ketahanan air dan infrastruktur dasar lainnya.
Selain itu, peningkatan jumlah proyek besar ini memperburuk kemacetan dan masalah lingkungan lainnya. Cok Ace menegaskan pentingnya perencanaan yang lebih matang dalam hal infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan sektor pariwisata.
Jalan raya yang semakin padat, krisis air, dan terbatasnya kapasitas Bandara Ngurah Rai menjadi faktor yang harus diperhitungkan dengan serius dalam setiap kebijakan investasi.
Menurut Cok Ace, Bali harus tetap mempertahankan identitasnya sebagai destinasi pariwisata berbasis budaya. Investasi yang masuk ke Bali harus menghormati nilai-nilai budaya lokal dan keberlanjutan lingkungan.
Oleh karena itu, Cok Ace menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam merancang kebijakan yang mendukung pariwisata yang ramah lingkungan dan memperkuat daya tarik Bali sebagai destinasi wisata budaya.
Selain itu, Cok Ace juga menyarankan agar Bali mengevaluasi kembali kebijakan terkait dengan hotel bintang dan sektor pariwisata lainnya. Peraturan yang jelas tentang klasifikasi hotel dan standar pelayanan yang lebih baik akan membantu mengoptimalkan kualitas pariwisata Bali.
Ini juga penting untuk menarik wisatawan yang benar-benar menghargai kekayaan budaya Bali dan bukan hanya datang untuk menikmati fasilitas mewah tanpa memahami nilai-nilai lokal.
Meskipun Bali kini menghadapi tantangan terkait alih fungsi lahan, kemacetan, dan masalah infrastruktur lainnya, Cok Ace tetap optimis bahwa sektor pariwisata Bali memiliki potensi besar untuk berkembang.
Namun, hal ini memerlukan pendekatan yang lebih hati-hati dan berkelanjutan dalam menerima investasi.
Pemerintah Bali perlu memastikan bahwa investasi yang masuk tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat lokal.
Program seperti Golden Visa, jika dikelola dengan bijak, dapat membawa dampak positif dengan meningkatkan kualitas infrastruktur dan membuka peluang kerja bagi penduduk Bali.
Namun, untuk itu, peraturan yang jelas dan pengawasan yang ketat terhadap investasi harus ditegakkan.
Proyek yang berdampak besar terhadap lingkungan dan budaya Bali harus melalui kajian yang lebih mendalam untuk memastikan bahwa mereka tidak merusak nilai-nilai yang selama ini membuat Bali begitu istimewa
Editor: Aka Kresia
Reporter: bbn/rls