Fast Fashion: Dampak dan Alternatif untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
GOOGLE NEWS
BERITAKLUNGKUNG.COM, BALI.
Fast fashion merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu model bisnis dalam industri fashion yang mengutamakan produksi cepat dan biaya rendah untuk memenuhi kebutuhan tren yang terus berubah.
Sejak munculnya merek-merek besar seperti ZARA, H&M pada akhir abad ke-20, fast fashion telah mengubah cara kita membeli dan mengenakan pakaian. Dalam hal ini, dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dan sosial, penting untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang fenomena ini.
Merek fast fashion mampu merespons tren terbaru dalam waktu singkat, sering kali hanya dalam beberapa minggu. Desain pakaian yang terinspirasi dari runway atau selebriti dengan cepat diproduksi dan tersedia untuk konsumen. Untuk menjaga harga tetap terjangkau, fast fashion seringkali memproduksi pakaian dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah. Hal ini melibatkan pemakaian bahan yang berkualitas rendah dan proses produksi yang efisien.
Baca juga:
World Public Relations Forum 2024, Mengupas Tantangan dan Peluang Industri Kehumasan Global
Produk-produk fast fashion dapat diakses di seluruh dunia melalui toko fisik dan platform online. Mudahnya akses dapat membantu konsumen dalam menemukan berbagai opsi produk.
Meskipun menawarkan keuntungan bagi konsumen, fast fashion juga membawa dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat. Fast fashion berkontribusi pada limbah tekstil yang sangat besar. Diperkirakan, jutaan ton pakaian dibuang setiap tahun, banyak diantaranya berakhir ditempat pembuangan sampah. Produksi massal pakaian seringkali menghasilkan limbah yang besar, penggunaan bahan kimia pada proses pewarnaan juga menggunakan bahan kimia beracun yang dapat mencemari air dan udara.
Tidak banya mencemari lingkungan, fast fashion juga memiliki peran yang besar dalam menghabiskan sumber daya alam yang berharga, termasuk air dan energi yang berkontribusi terhadap krisis lingkungan global.
Tidak hanya berbahaya untuk lingkungan, fast fashion juga sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Bahan yang digunakan dalam produk fast fashion dapat memiliki berbagai dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Pertama, banyak pakaian fast fashion terbuat dari bahan sintetis seperti poliester dan akrilik, yang dapat mengandung zat kimia berbahaya seperti pewarna dan pengawet.
Paparan jangka panjang terhadap bahan-bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, dan masalah pernapasan. Selain itu, proses produksi pakaian fast fashion sering melibatkan penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya dalam pertanian dan pembuatan tekstil. Paparan terhadap bahan-bahan ini dapat mengganggu sistem endokrin dan berpotensi meningkatkan risiko penyakit kronis seperti kanker.
Baca juga:
Pengolah Limbah Didorong Miliki Sertifikat Kompetensi
Sementara itu, pekerja di industri tekstil juga sering terpapar zat berbahaya tanpa perlindungan yang memadai, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan bagi mereka. Dengan demikian, konsumsi produk fast fashion tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat, fast fashion juga sering dikritik karena praktik kerja yang tidak etis. Banyak pabrik-pabrik fast fashion yang memproduksi pakaiannya berlokasi di negara dengan regulasi ketenagakerjaan yang lemah, yang di mana pekerja sering kali berada dalam kondisi kerja yang buruk. Pekerja di sana termasuk perempuan dan anak-anak. Mereka sering kali dibayar dengan upah yang sangat rendah dan dipaksa untuk bekerja dalam waktu yang panjang. Hal ini tentu saja melanggar Hak Asasi Manusia dan menimbulkan pertanyaan tentang keadilan sosial dalam industri fashion.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak fast fashion, beberapa alternatif muncul sebagai solusi yang lebih berkelanjutan. Kita bisa menggunakan pakaian slow fashion. Slow fashion merupakan gerakan dan praktik industri pakaian yang berfokus pada kualitas dan keberlanjutan, dibandingkan dengan jumlah produksi.
Slow fashion mendorong konsumen untuk membeli pakaian yang berkualitas lebih baik dan dirancang untuk tahan lama. Merek-merek ini sering kali menggunakan bahan organik dan proses produksi yang ramah lingkungan. Banyak merek saat ini yang berkomitmen untuk memproduksi pakaian secara etis dan berkelanjutan. Memilih untuk membeli pakaian dari merek-merek ini membantu mendukung industri fashion yang lebih baik. Banyak sekali merek-merek lokal yang menerapkan slow fashion. Contohnya Sukkha Citta, Lanivatti, Cinta Bumi Artisans, Pijak Bumi, dan Lakanua.
Berbelanja di toko barang bekas atau online juga bisa mengurangi limbah dengan memberikan pakaian yang masih layak pakai untuk digunakan kembali. Ini juga menjadi salah satu cara untuk menemukan pakaian yang unik.
Peran konsumen juga sangat diperlukan untuk mengubah industri fashion. Dengan semakin banyaknya informasi mengenai dampak fast fashion, banyak konsumen yang mulai beralih ke pilihan fashion yang lebih bertanggung jawab. Konsumen yang bijak tidak akan lagi membeli pakaian dari merek yang merugikan lingkungan dan masyarakat. Sehingga, dapat mendorong merek fashion untuk beroperasi secara etis dan berkelanjutan.
Berbagai kampanye dan gerakan seperti Communication Award 2024, telah meningkatkan kesadaran konsumen tentang dampak fast fashion yang sangat merugikan bagi lingkungan dan masyarakat.
Untuk menjadi konsumen yang bertanggung jawab dalam berbelanja, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, rencanakan pembelian dengan membuat daftar belanja untuk menghindari pembelian impulsif. Selanjutnya, periksa kualitas produk dan pilih barang yang tahan lama, meskipun harganya sedikit lebih mahal, untuk mengurangi frekuensi penggantian. Dukunglah produk lokal dan usaha kecil, karena ini membantu ekonomi setempat dan mengurangi jejak karbon dari transportasi.
Selain itu, carilah produk ramah lingkungan dengan kemasan minimal atau yang dapat didaur ulang, serta hindari penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja sendiri. Membaca label dan ulasan produk juga penting agar Anda dapat membuat keputusan yang lebih baik. Pertimbangkan untuk membeli barang bekas sebagai alternatif yang berkelanjutan.
Terakhir, edukasi diri tentang isu sosial dan lingkungan terkait produk yang akan dibeli, sehingga dapat membuat pilihan yang lebih baik. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, konsumen dapat berkontribusi pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.
Fast fashion membawa banyak dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Namun, dengan meningkatnya kesadaran dan pilihan alternatif yang tersedia, konsumen memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan. Dengan memilih untuk berbelanja secara bertanggung jawab, kita dapat berkontribusi pada masa depan industri fashion yang lebih berkelanjutan dan etis.
Penulis
Anastasya Citra Andini
Mahasiswi Universitas Jambi
Editor: Robby
Reporter: bbn/litbang