3 Ritual Sakral Tandai Pematangan Lahan Pusat Kebudayaan Bali
GOOGLE NEWS
BERITAKLUNGKUNG.COM, NUSA PENIDA.
Secara niskala, tiga ritual sakral menandai dimulainya melihat pematangan lahan kawasan Pusat Kebudayaan Bali. Yaitu upacara Ngeruwak, Nyapuh Awu lan Mulang Dasar yang dipuput oleh Ida Shri Bagawan Putra Nawa Nata Wangsa Pemayun, pada Rabu (Buda Pon, Medangkungan) 12 Januari 2022.
Secara sekala, memulai pematangan lahan kawasan PKB ini diresmikan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. Kepala Dinas PUPR/Perkim Provinsi Bali, Nusakti Yasa Wedha dihadapan Gubernur, melaporkan bahwa kegiatan fisik pematangan lahan ini dilakukan merupakan tindaklanjut atas kontrak yang telah ditandatangani sebelumnya oleh Pajabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Bidang Cipta Karya sebanyak 2 paket, dan oleh PPK pada Bidang Bina Marga sebanyak 6 paket, sehingga keseluruhannya ada 8 paket pekerjaan yang telah terkontrak.
"Keseluruhan kontrak ini telah ditandatangani bersama penyedia jasa yang telah dinyatakan sebagai pemenang melalui proses pengadaan barang dan jasa berdasarkan Pagu Anggaran Tahun 2021/2022 yang bersumber dari Dana PEN. Untuk alokasi pagu anggaran di kegiatan pematangan lahan sebesar Rp 535, 6 miliar, dan telah terkontrak sebesar Rp 426,2 miliar atau sebesar 79,57 persen dari nilai pagu anggaran yang tersedia, sehingga ada sisa tender/pagu anggaran sebesar Rp 109,4 miliar," ujar Kadis Nusakti Yasa Wedha.
Baca juga:
Pandemi dan Geliat Perdagangan Online
Dia menyampaikan sisa pagu anggaran tersebut, akan dimanfaatkan dalam kegiatan pematangan lahan pada tahap selanjutnya. Untuk pekerjaan pematangan lahan sesuai kontrak pekerjaan ini, membutuhkan material sebanyak 4,5 juta meter kubik, yang berasal dan Kami manfaatkan dari hasil kerukan di areal pelabuhan benoa yang dilaksanakan oleh PT. Pelindo Persero sebanyak 1,5 juta meter kubik.
Kemudian sebanyak 2 juta meter kubik bersumber dari beberapa quarry di sekitar kawasan ini. Sedangkan 1 juta meter kubik bersumber dari hasil galian dalam kawasan (hasil dari penataan marina, red).
"Kami laporkan Bapak Gubernur, kalau keseluruhannya pekerjaan pematangan lahan ini memerlukan 7,9 juta meter kubik, atau masih ada kekurangan kurang lebih sekitar 3 juta meter kubik," jelasnya.
Dari rencana kontrak yang ada, seluruh pekerjaan pematangan lahan untuk tahap ini akan selesai di bulan Oktober 2022. Namun dia optimis bisa mempercepat pekerjaan pematangan lahan tersebut, sehingga bisa dilanjutkan ke tahapan selanjutnya yaitu tahapan pembangunan fisik gedung dan fasilitas lainnya.
Terkait pembebasan lahan, Kami laporkan untuk total lahan Kawasan PKB ini seluas 334 Ha, namun yang Kita lakukan untuk penetapan lokasi yakni sekitar 325 Ha. Kemudian dari 325 Ha ini ada sekitar 104 Ha yang tidak perlu dibayarkan, karena milik negara. Sehingga sisanya, 221 Ha yang perlu Kita bebaskan.
Jadi progress sampai saat ini sudah 73 persen yang Kita selesaikan, atau kurang lebih 161 Ha, tinggal saat ini masih proses konsinyasi kurang lebih sekitar 12 Ha, sisanya lagi 60 Ha sedang Kita lakukan pembebasan, khususnya diluar galian C (berdekatan dengan akses jalan Jumpai dan Kusamba, red).
Gubernur Bali, Wayan Koster dalam sambutannya menceritakan pada tahun 2016 atau selesai Pemilu 2014 telah menulis visi pembangunan Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali di dalamnya ada program prioritas, yaitu pembangunan kebudayaan dengan unsur-unsur adat-istiadat, seni, tradisi, budaya beserta kearifan lokalnya.
Salah satu sarana-prasarana yang sangat penting untuk memajukan kebudayaan Bali adalah Pusat Kebudayaan Bali, karena fasilitas di Ardha Candra Art Centre Denpasar sudah tidak memadai lagi.
Dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang Saya tulis pada tahun 2016 itu membangun Pusat Kebudayaan Bali yang berisi fasilitas pentas seni, museum tematik, serta terintegrasi, terpadu dalam sektor-sektor lainnya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Tidak saja menampilkan budayanya, tapi Gubernur Wayan Koster dalam pidatonya menyebutkan PKB ini akan memberikan efek pada ekonomi.
“Itulah sebabnya Saya pada tahun 2017 atau belum mencalonkan diri sebagai Gubernur, Saya mulai mikir-mikir dimana ada tanah provinsi yang bisa dipakai untuk membangun PKB. Ada di Padangalak, saat itu Saya didampingi Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha pada tanggal 13 Juli 2017, Saya masuk meninjau lahan ini sampai kedalam hutan yang memiliki luas 8 sampai 9 hektar," katanya.
"Saya cari lagi tempat lain di Kertalangu, ternyata bukan tanah provinsi. Suatu saat Saya lewat, mau ke Karangasem melewati tempat ini (Galian c di Gunaksa, Dawan, Klungkung, red). Saat lewat, lirik ke kiri dan ke kanan, ternyata ada lahan tidak terawat akibat galian C dan Saya khusus masuk ke tempat ini, Saya dapat firasat ini tempat yang baik untuk PKB," cerita Gubernur Bali asal Desa Sembiran Buleleng ini.
Kemudian saat Wayan Koster menjadi Calon Gubernur Bali setelah direkomendasikan oleh Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri pada tanggal 11 Nopember 2017, jam 11 di Kantor DPP PDI Perjuangan dan terpilih menjadi Gubernur Bali tahun 2018.
Dalam pidatonya, Gubernur Wayan Koster menceritakan, begitu Saya terpilih menjadi Gubernur Bali, Saya langsung mikir untuk menindaklanjuti PKB dan Saya panggil Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta yang sebelumnya menjadi lawan atau mendukung sebelah di Pilkada.
“Tapi dengan niat Saya membangun PKB, Saya minta kepada Bupati Klungkung agar tanah ini tidak dilepas ke investor dan langsung disetujui," ceritanya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/klk