search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perubahan dan Strategi Perbankan di Masa Pandemi
Sabtu, 9 Januari 2021, 23:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITAKLUNGKUNG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAKLUNGKUNG.COM, KLUNGKUNG.

Keadaan new normal saat ini mengharuskan kita terus waspada dan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Jika tidak terlalu penting, usahakan berdiam diri di rumah saja. 

Masih banyak hal yang bisa dikerjakan saat di rumah, seperti menonton tayangan menarik dari televisi, bermain game bersama teman-teman ataupun berselancar sepuasnya di dunia maya (internet). 

Satu hal yang pasti, kita tahu bahwa menyesuaikan diri dengan perubahan bisa menjadi sesuatu yang sangat menantang. Baik itu direncanakan atau tidak, bertahap atau tiba-tiba, perubahan tidak bisa dihindari dan merupakan bagian dari hidup manusia. Selama beberapa bulan terakhir, kita telah mengalami perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Jika kita melihat di awal-awal pandemi siapa sangka masker atapun hand sanitizer yang harganya murah dan mudah dibeli bisa jadi sama berharganya dengan emas. Bahkan ketika masyarakat mulai kembali beraktivitas normal, masih akan ada batasan dalam kita menghadapi perubahan mendasar dalam cara hidup kita. Beberapa perubahan yang sudah terjadi yaitu di dunia perbankan.

Saat ini dunia perbankan sudah banyak mengalami perubahan sejak pandemi dimulai. Mulai dari cara perilaku nasabah dalam bertransaksi seperti menurunnya penggunaan uang kas termasuk penggunaan mesin ATM dan meninggkatnya transaksi online (makanan, travel, dll). 

Dari pihak bank sendiri sudah dimulai dengan meningkatkan layanan digital bankingnya walaupun sebelum pandemi ini terjadi sudah banyak bank berlomba-lomba meningkatkan layanan digitalnya. Jika yang dulu penggunaan layanan e-channel hanya digunakan sebatas untuk mengecek saldo ataupun transfer ke sesama bank kini sudah dilengkapi fitur-fitur yang bisa dibilang semua yang kita perlukan saat nasabah pergi ke suatu Bank.

Transfer ke luar negeri yang hanya bisa dilakukan jika kita pergi ke bank pun sekarang sudah bisa dilakukan di rumah melalui smartphone kita. Bahkan untuk pembukaan rekening jika jaman dulu jika kita ingin membuka rekening kita harus antri berjam-jam di bank, sekarang cukup dengan membuka smartphone kita hanya beberapa menit kita sudah bisa menggunakan rekening yang kita buka dan langsung bertransaksi. 

Tetapi tidak semua orang bisa menerima perubahan yang terjadi, contohnya orang-orang tua atapun orang-orang yang masih gaptek. Mereka masih sulit menerima perubahan layanan yang sebagian besar sudah digital banking. Sama halnya seperti beberapa tempat lainnya, saat ini di seluruh bank-bank sudah mewajibkan pengecekan suhu tubuh, penggunaan masker, penggunakan hand sanistizer sebelum nasabah memasuki sebuah bank dan pembatasan orang yang masuk ke dalam bank yang saat ini cukup sulit diterima nasabah. 

Dulu kita mungkin tidak terbiasa mendatangi sebuah bank dan dijinkan masuk jika belum di ukur suhu tubuhnya. Sekarang yang terjadi seokah-olah kita mendatangin rumah sakit karena seluruh pegawai sudah menggunakan masker bahkan menggunakan sarung tangan medis.

Dari sisi sumber daya manusia kegiatan di perbankan cukup mengalami perubahan. Diberlakukannya pengurangan pegawai di beberapa tempat karena perusahaan menerapkan efisiensi pegawai di masa pandemi dan diberlakukannya Work From Home bagi beberapa pegawai Back Office. 

Beralihnya layanan secara langsung kepada nasabah yang berubah dengan menggunakan mesin untuk melayani nasabah yang masih datang ke outlet-outlet Bank. Diberlakukannya proporsi pegawai yang masuk kantor hanya maksimal lima puluh persen  atau bisa dibilang setengah karyawan yang masuk setiap harinya. 

Beberapa pelatihan, pertemuan atau pun rapat-rapat kini beralih ke media virtual  (Zoom Meeting, Google Meet, dll). Sisi positif yang didapat dari karyawan yang bekerja di perbankan, perusahaan jadi lebih memperhatikan kesehatan pegawainya. Dimulai diberikannya uang pengganti suplemen kesehatan, pemberian makan siang dari kantor dan penyesuaian jam bekerja yang lebih singkat agar karyawan bisa beristirahat yang cukup, tidak seperti dulu yang identik pegawai bank bisa dibilang berangkat kerja pagi subuh, pulang malam bahkan ada yang bilang berangkat pagi, pulang pagi harinya.

Aktivitas bisnis di layanan perbankan juga sudah mengalami beberapa pergeseran. Jika dahulu bank ramai orang-orang bertransaksi setoran uang tunai, penarikan, dan transfer, kini didominasi hanya orang-orang penerima bantuan akibat dari pandemi covid-19 ini dan nasabah ke customer service yang ingin memperbaiki layanan e-channelnya. 

Sulitnya mencari nasabah baru menjadi tantangan bank saat ini. Banyak orang-orang yang sudah diputus kerjanya yang hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah ataupun berbelok arah yang dulunya karyawan suatu perusahaan swasta sekarang menjadi pedagang ataupun berjualan hanya untuk sebatas menyambung hidup apalagi untuk menabung mungkin menjadi sesuatu hal yang tidak mungkin bagi orang-orang di masa pandemi ini. 

Dari sisi kredit bank melakukan keringanan bagi nasabahnya selama masa pandemi dengan cara menunda pembayaran pokok pinjaman menjadi bayar bunga saja dan pemberian kredit saat ini lebih selektif diberikan kepada calon nasabah. Strategi yang bisa dilakukan bank-bank saat ini adalah bekerja sama dengan platform-platform digital yang sudah ada, tingginya penggunaan platform untuk bertransaksi membuat bank harus mengimbangi permintaan dari masyarakat.

Strategi bank yang dapat dilakukan di tengah pandemi Covid-19, yaitu yang pertama, bank harus bisa mengelola mitigasi risiko dengan tepat. Bank harus memiliki peta navigasi baru untuk dapat menghadapi krisis yang ada. Proses mapping debitur untuk proses restrukrisasi harus segera jalan dan jelas sehingga cashflow bank terlihat setelah melakukan perbaikan. 

Kedua, bank harus fokus pada industri yang prospek untuk dibiayai. Bank harus tebang pilih pada sektor usaha yang eksis dan berkembang di tengah merebaknya wabah Corona. Dan, untuk sektor-sektor yang merugi ataupun sektor-sektor yang terpuruk sehingga tidak mempunyai prospek sama sekali untuk bangkit, maka, sebaiknya tidak menjadi pilihan bank atas pembiayaan kreditnya terlebih dahulu. 

Ketiga, digital banking. Layanan produk dan jasa harus dikonversi menjadi digital banking. Proses tersebut harus berjalan bertahap dan inisiasinya dilakukan secara terus menerus. Namun, tidak semua produk dan jasa harus menggunakan digital banking, terdapat bisnis inti yang masih membutuhkan fungsi oleh unsur manusia. 

Beberapa fungsi yang melibatkan unsur manusia, sehingga keberadaannya tidak dapat digantikan oleh digital banking. Salah satu peran tersebut adalah aktivitas pendampingan dan konsultasi bisnis. Sebagai contoh, misalnya ketika nasabah bank yang bisnisnya terganggu akibat Covid-19, maka ia akan mendapatkan pendampingan dan konsultasi bisnis dari tenaga pemasar bank. 

Bank memiliki Relationship Manager (RM) yang tersebar. Peran RM ini akan mendampingi sekaligus sebagai konsultan apabila nasabah mengalami masalah dalam operasional bisnisnya. Keempat, inovasi dan kreativitas bank. Corona menuntut bank harus semakin berinovasi. Misalkan, bank saat ini tidak hanya menuntut pembayaran angsuran dan bunga kredit oleh nasabahnya. 

Namun, bank juga harus memikirkan untuk dapat membantu nasabah, melalui penjualan produknya. Seperti diketahui, imbauan pemerintah agar masyarakat melakukan physical distancing maupun social distancing mempengaruhi penjualan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). 

Menyiasati hal tersebut, bank dapat membantu pelaku UMKM binaannya untuk terhubung dengan berjualan secara online. Contohnya adalah dengan membantu UMKM berjualan online. Bank membantu memfasilitasi UMKM binaan untuk memperluas jangkauan penjualan produk mereka. 

Kelima, pergunakan zoom meeting atapun media lainnya untuk On The Spot (OTS). Ketika pemerintah mengharuskan social distancing ataupun physical distancing, maka, harapannya respon bank ialah dengan memberlakukan verifikasi jaminan kredit di lapangan atau OTS melalui video call atau zoom. Bank harus segera beradaptasi dengan kondisi pandemi virus Corona dengan menerapkan strategi baru, dan kembali pada jalur kinerja yang good performance. 

Penulis

Bariocha Benaya Brendana Putra
Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Manajemen Universitas Undiksha

Editor: Robby

Reporter: bbn/klk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritaklungkung.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Klungkung.
Ikuti kami