search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bu Desak Made Dharmawati,
Minggu, 18 April 2021, 21:05 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITAKLUNGKUNG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAKLUNGKUNG.COM, DAWAN.

Nama Desak Made Dharmawati mendadak viral, baik di media sosial maupun media "mainstream". 

Dosen dengan jenjang pendidikan Strata 3 atau Doktor ini viral bukan karena prestasinya di dunia akademik. Dia viral karena "prestasinya" membuat heboh berbau SARA (suku, agama, ras antargolongan). 

Desak kini ramai dihujat warga, khususnya umat Hindu di Bali dan daerah lain di Indonesia, karena pernyataannya yang dinilai menghina keyakinan umat Hindu Bali.

Desak yang kini sudah memeluk keyakinan Agama Islam, secara gamblang menghina keyakinan umat Hindu, yang merupakan agama Desak sebelumnya. 

Seperti apa penghinaan Bu Desak terhadap keyakinan umat Hindu ini, tidak perlu saya jabarkan lagi, karena sudah viral di media sosial dan media "mainstream".

"Heboh" yang dibuat Bu Desak ini tentu sangat tidak penting sebenarnya. Apalagi pemerintah dan bangsa Indonesia saat ini tengah berjuang menghadapi pandemi covid-19. Pak Presiden Jokowi dan jajarannya di Jakarta sedang pusing menghadapi cobaan pandemi covid-19 yang cukup dahsyat. Pak Gubernur Koster dan jajarannya di Bali juga sedang pusing mengurus hal yang sama. 

Warga Bali yang sebagian besar hidupnya bergantung di dunia pariwisata, juga sedang pusing dan "ruwet" menghadapi dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan pandemi covid-19 yang cukup dahsyat ini. 

Eh, Bu Desak menambah pusing dan ruwet keadaan dengan masalah dugaan penghinaan keyakinan Umat Hindu di Bali dan Indonesia. 

Kenapa kita tidak berbuat sesuatu sebagai anak bangsa untuk membantu pemerintah dan rakyat Indonesia agar bisa menghadapi pandemi covid-19 dengan baik? Sebagai seorang akademisi bergelar Doktor atau S3, apa yang disampaikan Bu Desak ini tentu kurang pas. 

Gelar S3 merupakan jenjang pendidikan tertinggi di dunia akademik. Ya, lucu aja kalau dari bibir seorang Doktor muncul pernyataan yang menyakiti umat Hindu. Sebagai seorang akademisi kampus bergelar Doktor, Bu Desak tentu pernah membaca (dan wajib paham) soal Empat Pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 45, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. 

Dengan memahami empat pilar kebangsaan itu, sebenarnya Bu Desak tidak perlu menyampaikan hal-hal yang bisa memecah belah persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang etnis dan agama. Dan sebagai seorang pemeluk Agama Islam, tentu Bu Desak tahu kalau Agama Islam itu agama yang mengajarkan kebaikan, cinta dan damai.

Di Bali, kerukunan antar umat beragama sudah ada sejak lama. Salah satu jejak kerukunan antar umat beragama di Bali adalah masjid Nurul Huda yang terletak di kampung muslim Gelgel, Klungkung, Bali. Masjid Nurul Huda ini berdiri pada awal abad 14. Saat itu Bali dikuasai raja Kerajaan Gelgel yang bernama Dalem Ketut Ngulesir.

Dalem Ketut Ngulesir (1380-1460) merupakan satu-satunya Raja Gelgel yang pernah berkunjung ke Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Usai menghadiri pertemuan raja-raja Se-Nusantara di Kerajaan Majapahit di Jawa, Raja Gelgel kembali pulang ke Bali dengan dikawal 40 orang prajurit Majapahit. 

Setibanya di Gelgel Klungkung Bali, pengawal dari kerajaan Majapahit yang saat itu sebagian besar sudah memeluk agama Islam kemudian menetap di Gelgel. 

Mereka kemudian menyebarkan agama Islam di Klungkung dan Bali tanpa paksaan atas seizin Raja Gelgel yang beragama Hindu. Hubungan antara warga muslim kampung Gelgel dan masyarakat Hindu sekitarnya juga berjalan rukun dan harmonis hingga saat ini. 

Kembali ke laptop. Sudah jelas kan Bu Desak? Jadi, mari kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa -NKRI- yang kita cintai. Stop membuat kehebohan-kehebohan yang sebenarnya tidak penting banget. Banyak hal lain yang bisa kita lakukan untuk membuat Bangsa Indonesia Hebat. 

Jika masih sibuk dengan urusan mencari-cari perbedaan atau pertentangan antaragama (bukan mencari persamaan dengan tujuan kebaikan), nanti orang-orang akan mempertanyakan, "Sing Ade Gae Lenan Bu?" (Apa tidak ada kerjaan lain Bu?)

Salam Peace, Love, And Harmony buat Bu Desak.

Putra Setiawan, Jurnalis Multikultur, Tinggal di Denpasar Bali

Editor: Robby

Reporter: bbn/klk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritaklungkung.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Klungkung.
Ikuti kami